Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tipografi Dalam Prinsip Desain

Pengertian Tipografi

Tipografi merupakan suatu jenis seni cetak atau tata huruf dalam kesenian dan termasuk teknik memilih dan menata huruf dengan memperhatikan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong para pembaca untuk menciptakan kesan tertentu agar para pembaca dapat nyaman saat membacanya.

Menurut Kusnadi (2013), tipografi merupakan ilmu memilih dan menata huruf sesuai dengan keteraturan pada ruang yang berfungsi untuk menciptakan kesan tertentu. Sedangkan menurut Sihombing (2015), beberapa definisi tipografi menurut sejarah adalah sebagai berikut :

  1. Seniman pada masa gerakan Constructivism, Futurism, Dadaism, Bauhaus & De Stijl
    Tipografi adalah hasil dari gagasan modernisasi dalam bidang desain yang bertujuan utuk membangun bahasa universal melalui sebuah komunikasi visual berdasarkan tanda tanda gambar yang melebihi tingkat komunikasi tekstual. Pada era Bauhaus, tipografi ditegaskan memiliki tujuan untuk mendikte desain. Artinya, sebuah rancangan visual harus mampu mengekspresikan isi teks yang ada.
  2. Jan Tschichold (1902-1974)
    Tschichold menegaskan bahwa masing-masing jenis huruf memiliki karakteristik khas yang selaras dengan karakter dan isi sebuah naskah.
  3. Stanley Morison (1889-1967)
    Morison berpendapat bahwa tipografi bertujuan untuk membantu secara maksimal dalam memahami sebuah teks dengan efisien.

Tujuan Tipografi

Berikut adalah beberapa tujuan tipografi antara lain yakni :

  1. Dapat membuat teks menjadi lebih menarik
  2. Untuk menghargai kontens dengan cara memaksimalkan penampilan konten tersebut
  3. Untuk memanjakan pembaca dengan memberikan pengalaman yang menarik dalam membaca teks.
  4. Untuk panduan dalam membuat katya desain dapat menimbulkan kesan yang dalam oleh penikmatnya, apabila komponen huruf yang telah tertata dengan sempurna harus juga didukung dengan warna yang menarik.
  5. Dapat menambah suasana yang indah serta mendukung sebuah bisnis.
  6. Dapat mendulang rupiah serta dapat menarik konsumen dalam perbisnisan.

Klasifikasi Desain Tipografi

Berikut adalah penjelasan tentang 4 unsur dalam desain tipografi antara lain yakni :

  1. Legibility
    Legibility merupakan suatu bentuk kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya, yang dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk menghindari hal ini, maka seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter dari pada bentuk suatu huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat.
  2. Clarity
    Clarity merupakan klasifikasi desain tipografi yang berupa suatu kemampuan huruf – huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat  dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity adalah visual hierarchy, warna, pemilihan type, dan lain – lain.
  3. Visibility
    Visibility merupakan klasifikasi tipografi yang berupa kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam brosur tentunya berbeda  dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Papan iklan harus menggunakan fonts yang cukup besar sehingga dapat terbaca dari jarak tertentu. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf – huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik.
  4. Readibility
    Readibility merupakan klasifikasi tipografi yang mana pada penggunaan huruf harus memperhatikan hubungannya dengan huruf lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf, jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang jelas.

Prinsip- Prinsip Tipografi

Adapun prinsip-prinsip dalam tipografi antara lain yakni:

Prinsip Keterbacaan Tipografi

  1. Huruf kecil cenderung lebih baik tingkat keterbacaannya bila dibandingkan dengan huruf besar/kapital. Kemungkinan karena huruf kecil bentuknya jauh lebih kontras satu sama lain.
  2. Huruf lurus (standar) jauh lebih mudah dibaca bila dibandingkan dengan huruf miring (italic), Tapi bila kata huruf miring di apit oleh huruf reguler, justru tingkat keterbacaannya akan meningkat.
  3. Warna kontras cenderung membantu dari tingkat keterbacaan, Tapi bila terlalu kontras akan membuat mata akan cepat lelah. Oleh karena itu kebanyakan website hari ini tidak memakai warna hitam murni, tetapi menggunakan abu gelap di atas putih.
  4. Teks gelap di atas background terang lebih mudah dibaca dibandingkan dengan teks terang di atas background gelap.
  5. Warna abu tua di atas krem yaitu kombinasi warna yang memiliki keterbacaan paling baik sekaligus nyaman.

Prinsip Estetis Tipografi

  1. Batasi penggunaan typeface dalam satu halaman/desain. Dua jenis typeface biasanya sudah cukup, satu untuk judul dan satu untuk isi.
  2. Batasi penggunaan warna, satu untuk judul dan satu untuk isi.
  3. Gunakan minimal tiga ukuran dan atau weight yang berbeda untuk memaksimalkan kontras dan keindahan tipografi.
  4. Gunakan ukuran yang konsisten untuk setiap set teks yang berbeda.
  5. Berikan letter spacing lebih untuk font berukuran kecil dan kurangi spasi letter spacing untuk font ukuran besar.
  6. Pastikan line height dan jarak antar spasi berbeda jauh, terutama jika line height dibuat menjadi lebih renggang.

Jenis-Jenis Tipografi

Sihombing (2015) menjelaskan bahwa dalam tipografi, terdapat beberapa jenis hal penting untuk dipelajari sebagai berikut :

1. Anatomi Huruf

Huruf memiliki komponen anatomi untuk membantu mengenal karakteristik dari setiap jenis huruf. Komponen dasar meliputi baseline, cap height, meanline, x-height, ascender, dan descender. Sedangkan komponen lainnya adalah bracket, crossbar, stem, terminal, counter, link/neck, ear, loop/lobe, axis, bowl, overshoot, eye, shoulder, aperture dan serif.

Bentuk sebuah huruf pada dasarnya adalah kombinasi dari guratan garis dasar dan garis sekunder. Dalam atonomi huruf, terdapat juga empat kelompok huruf dalam alfabhet yang dibagi berdasarkan dari bentuk geometri atau garis.

  • Kelompok huruf garis vertikal dan horizontal : EFHILT
  • Kelompok huruf garis miring : AKMNVZXYW
  • Kelompok huruf garis vertikal dan kurva : BDGJPRU
  • Kelompok huruf garis kurva : COQS

2. Keluarga Huruf

Dalam keluarga huruf, terdapat perkembangan dari struktur bentuk dasar yang mempengaruhi tampilan utama sebuah keluarga huruf. Berdasarkan perbedaannya, tampilan pada keluarga huruf dibagi menjadi tiga yaitu: berdasarkan berat, proporsi dan kemiringan.

a. Berat

Berat huruf dilihat dari ukuran stem. Dalam keluarga huruf terdapat tiga kelompok dasar yaitu light, regular, dan bold. Biasanya, kelompok huruf bold digunakan pada headline atau judul dalam sebuah naskah.

b. Proporsi

Perbandingan proporsi antara tinggi huruf dan lebar huruf terbagi menjadi tiga: regular, condensed, dan extended. Kelompok huruf condensed dapatdiimplementasikan pada sebuah media terapan sebagai teks pendek, sub-judul, atau headline.


c. Kemiringan

Huruf italic atau huruf yang bentuknya miring biasanya dibuat untuk menekankan sebuah kata dan penulisan bahasa asing. Secara umum, huruf italic digunakan dalam teks pendek seperti caption atapun highlight pada naskah. Kemiringan yang pas agar nyaman dilihat oleh mata manusia adalah sebesar 12°.


3. Klasifikasi Huruf

Klasifikasi huruf dibuat berdasarkan sejarahnya pada masa penciptaan dan pengembangan desain huruf latin. Berikut daftar dan penjelasan tentang klasifikasi huruf :

a. Old Style

Istilah Old Style dapat disebut juga dengan nama serif Humanis. Jenis huruf ini muncul pada abad ke 15 dan 16. Karakteristik huruf Old Style adalah :

  • Serif berukuran kecil dengan sudut lengkung yang besar.
  • Sumbu dari huruf O memiliki kemiringan
  • Kontras stroke yang rendah

Contoh dari jenis huruf Old Style adalah Garamond.


b. Transitional

Huruf jenis ini muncul pada abad ke-17. Kelompok huruf ini adalah huruf huruf yang mengalami transisi dari huruf Old Style ke serif modern. Karakteristiknya adalah sebagai berikut:

  • Serif berukuran kecil dengan sudut melengkung yang kecil
  • Sumbu dari huruf O tegak vertikal
  • Kontras stroke yang cukup.

Contoh dari huruf ini adalah Baskerville.

c. Modern

Tipografi serif modern yang berkembang pada akhir abad ke-18 merupakan perubahan dari tipografi tradisional. Karakteristik umum tipografi serif modern adalah;

  • Serif berukuran kecil tanpa sudut lengkung
  • Sumbu O tegak vertikal
  • Kontras stroke yang ekstrim.

Contoh dari huruf ini adalah Bodoni.


d. Egyptian

Huruf egyptian dapat disebut juga dengan huruf slab serif. Kelompok huruf ini juga seringkali digunakan pada desain periklanan. Karakteristik huruf Egyptian adalah :

  • Serif berbentuk kotak dan berukuran besar tanpa sudut lengkung
  • Sumbu huruf O tegak vertikal
  • Kontras stroke yang rendah.

Contoh dari font ini adalah Clarendon.


e. Sans Serif

Karakteristik utama huruf sans serif adalah tanpa serif. Kelompok huruf ini mulai muncul pada abad ke-19. Karakteristik umum dari sans serif adalah:

Sumbu huruf O tegak vertikal

Kontras stroke yang rendah atau tidak memiliku kontras stroke.


Tipografi sans serif memiliki kesan sederhana. Huruf sans serif terbagi menjadi tiga sub kategori, yaitu: Grotesque Sans Serif, Geometric Sans Serif, dan Humanist Sans Serif


Unsur Unsur Tipografi

Adapun beberapa unsur- unsur tipografi antara lain yaitu :

  1. Ornamen dan Bidang Cetak  merupakan salah satu unsur tipografi yang bersifat modern dan jarang digunakan sehingga ornamen hanya digunakan sebagai bahan cetakan pada undangan atau piagam dan juga mengandung suatu unsur negatif.
  2. Kolom dan Garis merupakan unsur tipografi yang berupa sebuah kolom dalam praktek yang kebanyakan dalam majalah atau brosur sekitar sehingga memiliki garis atau kolom mencapai 5-7 kata pada surat kabar yang lebih sedikit.
  3. Baris merupakan unsur tipografi yang terdiri atas suatu kata yang telah diatur satu persatu dibelakang yang lain dengan jarak antara kata tersebut sehingga baris harus memiliki optis atau uraian kalimat dalam suatu paragraf.
  4. Kata merupakan suatu unsur tipografi yang terdapat suatu kombinasi dengan memiliki susunan dari huruf-huruf tunggal yang ditempatkan secara bersama untuk mengisi kata yang akan diucapkan dengan jarak antara huruf atau kalimatnya.
  5. Kemiringan Huruf  merupakan unsur tipografi berupa suatu huruf yang tercetak dengan miring dengan kata lain disebut italic maka dapat juga dimaksud memberikan teks yang tidak terlalu panjang.

Referensi :
  • Jayan, 2008, Photo Manipulation using Photoshop for Common People, Maxsikom, Palembang
  • Jubilee Enterprise, 2013, 30 Top Features Photoshop, Elex Media Komputindo, Jakarta
  • Jubilee Enterprise, 2018, Otodidak Adobe Ilustrator, Elex Media Komputindo, Jakarta
  • Nugroho, Eko, 2007, Pengenalan Teori Warna, Penerbit Andi, Yogyakarta
  • Suyanto, M., 2004, Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, Andi, Yogyakarta
  • Wibowo, Ibnu Teguh, 2013, Belajar Desain Grafis, Buku Pintar, Yogyakarta

Post a Comment for "Tipografi Dalam Prinsip Desain"