Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prototyping Produk


Prototype adalah sebuah contoh atau model dari suatu objek atau sistem yang digunakan untuk menguji dan mengembangkan ide atau konsep. Prototipe biasanya digunakan untuk menunjukkan bagaimana suatu objek atau sistem akan terlihat atau bekerja sebelum dibuat dalam skala yang lebih besar atau diproduksi secara massal. Prototipe dapat dibuat dalam berbagai bentuk, seperti model fisik, mockup digital, atau prototipe fungsional. Prototipe sering digunakan dalam proses desain untuk membantu mengevaluasi ide dan memperbaiki masalah sebelum produk atau sistem tersebut dikembangkan lebih lanjut.

A. Fungsi Prototyping

Ada beberapa fungsi utama dari prototipe yang dapat membantu dalam proses desain dan pengembangan suatu produk atau sistem:

  1. Membantu dalam proses desain, prototipe dapat membantu dalam proses desain dengan menyediakan visualisasi dari ide atau konsep yang diusulkan, sehingga mudah untuk diuji dan diperbaiki.
  2. Mempermudah komunikasi, prototipe dapat membantu dalam menjelaskan ide atau konsep kepada orang lain, terutama jika tidak ada penjelasan verbal yang tersedia. Prototipe juga dapat membantu dalam mengurangi kesalahpahaman atau interpretasi yang salah.
  3. Mempercepat proses pengembangan, prototipe dapat mempercepat proses pengembangan dengan memungkinkan para pengembang untuk menguji dan mengevaluasi ide atau konsep secara cepat dan mudah. Ini dapat menghemat waktu dan biaya yang terkait dengan pengembangan produk atau sistem yang tidak efektif.
  4. Membantu dalam menentukan spesifikasi, prototipe dapat membantu dalam menentukan spesifikasi produk atau sistem yang diinginkan, seperti ukuran, bentuk, dan fitur yang diperlukan.
  5. Membantu dalam pengujian dan verifikasi, prototipe dapat digunakan untuk menguji dan memverifikasi apakah produk atau sistem tersebut memenuhi spesifikasi yang diinginkan dan apakah itu bekerja sesuai dengan harapan. Ini dapat membantu dalam menemukan dan memperbaiki masalah sebelum produk atau sistem tersebut diproduksi secara massal.

B. Tahapan Membuat Prototype

Umumnya berikut ini adalah beberapa tahap dalam membuat prototipe :

  1. Identifikasi masalah atau kebutuhan: Pertama-tama, perlu untuk mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang akan diselesaikan oleh prototipe yang akan dibuat. Ini bisa meliputi masalah desain, teknis, atau fungsional.
  2. Merumuskan ide atau konsep: Setelah masalah atau kebutuhan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah merumuskan ide atau konsep yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini bisa meliputi sketsa atau gambar konsep, spesifikasi teknis, atau deskripsi fungsional.
  3. Membuat prototipe: Setelah ide atau konsep terdefinisi, langkah selanjutnya adalah membuat prototipe. Prototipe dapat dibuat dengan berbagai cara, seperti dengan menggunakan bahan fisik seperti kertas, plastik, atau kayu, atau dengan menggunakan perangkat lunak desain 3D atau prototipe digital.
  4. Menyempurnakan prototipe: Setelah prototipe selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menyempurnakan prototipe tersebut dengan memperbaiki masalah atau kekurangan yang teridentifikasi selama proses pembuatan.
  5. Pengujian prototipe: Setelah prototipe disempurnakan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian prototipe untuk memverifikasi apakah prototipe tersebut memenuhi spesifikasi yang diinginkan dan apakah itu bekerja sesuai dengan harapan.
  6. Revisi prototipe: Jika prototipe tidak memenuhi spesifikasi atau tidak bekerja sesuai dengan harapan, maka perlu dilakukan revisi prototipe untuk memperbaiki masalah tersebut.
  7. Prototipe final: Setelah prototipe disempurnakan dan diverifikasi, langkah terakhir adalah membuat prototipe final yang akan digunakan dalam proses produksi atau implementasi.

C. Tools Prototyping

Kegunaan tools itu tidak hanya berfungsi untuk mempermudah melainkan membantu desainer untuk melakukan customization produk ataupun aplikasi yang tengah dikembangkan. Salah satu bagian dari proses UX design yang membutuhkan tools ialah fase prototyping. Pembuatan prototype produk sangat dibutuhkan desainer UX agar dapat mengetahui potensi dari produk yang tengah dikembangkan sebelum diluncurkan kepada para user atau pengguna.
Ada 2 jenis proses pembuatan prototype, yaitu prototype fisik untuk sebuah produk dan prototype digital untuk membuat sebuah aplikasi. Berikut ini adalah tools yang digunakan di masing-masing jenis tersebut :
Tools dalam membuat Prototype produk (fisik) :
Berikut ini adalah beberapa tools yang dapat digunakan dalam membuat prototipe yang berupa produk fisik, yaitu :
  1. Penggaris: Penggaris digunakan untuk menggambar garis lurus dan melakukan pengukuran.
  2. Penggaris lengkung: Penggaris lengkung digunakan untuk menggambar garis lengkung dan melakukan pengukuran lingkaran.
  3. Penggaris dengan skala: Penggaris dengan skala digunakan untuk melakukan pengukuran dengan skala yang lebih akurat.
  4. Penghapus: Penghapus digunakan untuk menghapus kesalahan saat menggambar atau menulis.
  5. Pena dan pulpen: Pena dan pulpen digunakan untuk menggambar atau menulis dengan tinta.
  6. Pena spidol: Pena spidol digunakan untuk menggambar atau menulis dengan tinta yang mudah dihapus.
  7. Kertas graph: Kertas graph digunakan untuk menggambar dengan skala yang akurat, biasanya digunakan untuk menggambar diagram atau grafik.
  8. Kertas sketsa: Kertas sketsa digunakan untuk menggambar secara sederhana atau kasar, biasanya digunakan untuk menggambar ide atau konsep.
  9. Perangkat lunak desain 3D: Perangkat lunak desain 3D seperti AutoCAD, SketchUp, atau Blender dapat digunakan untuk membuat prototipe 3D yang lebih akurat dan detail.
Tools atau software yang digunakan dalam membuat prototype digital.
Berikut ini adalah beberapa software yang dapat digunakan dalam membuat desain prototipe aplikasi, yaitu :
  1. InVision: InVision adalah software prototipe digital yang dapat digunakan untuk membuat prototipe aplikasi dengan mudah. InVision menyediakan berbagai macam fitur yang dapat membantu dalam membuat desain yang responsif dan interaktif.
  2. Figma: Figma adalah software desain yang dapat digunakan untuk membuat prototipe aplikasi secara kolaboratif. Figma menyediakan berbagai macam fitur yang dapat membantu dalam membuat desain yang responsif dan interaktif.
  3. Adobe XD: Adobe XD adalah software desain yang dapat digunakan untuk membuat prototipe aplikasi dengan mudah. Adobe XD menyediakan berbagai macam fitur yang dapat membantu dalam membuat desain yang responsif dan interaktif.
  4. Sketch: Sketch adalah software desain yang dapat digunakan untuk membuat prototipe aplikasi dengan mudah. Sketch menyediakan berbagai macam fitur yang dapat membantu dalam membuat desain yang responsif dan interaktif.
  5. Flinto: Flinto adalah software prototipe digital yang dapat digunakan untuk membuat prototipe aplikasi dengan mudah. Flinto menyediakan berbagai macam fitur yang dapat membantu dalam membuat desain yang responsif dan interaktif.

D. Testing Product Market Fit

Testing produk market fit adalah proses menguji apakah produk atau layanan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pasar. Ini biasanya dilakukan sebelum memulai proses produksi atau penjualan secara massal, dengan tujuan untuk memastikan bahwa produk atau layanan tersebut dapat diterima oleh pasar dan memiliki nilai yang diakui oleh konsumen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan testing produk market fit, di antaranya adalah :
  1. Survei kepada calon konsumen, survei kepada calon konsumen dapat dilakukan untuk mengetahui apakah produk atau layanan tersebut sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pasar. Survei dapat dilakukan secara online atau melalui wawancara langsung.
  2. Testing MVP (Minimum Viable Product), MVP adalah versi sederhana dari produk atau layanan yang hanya menyediakan fitur-fitur dasar yang diperlukan untuk menguji keberhasilan produk di pasar. Testing MVP dapat dilakukan dengan menawarkan produk atau layanan tersebut kepada sekelompok kecil calon konsumen dan mengumpulkan umpan balik yang diberikan.
  3. Focus group, adalah kelompok kecil calon konsumen yang dipilih secara spesifik yang diajak untuk berdiskusi dan memberikan umpan balik terkait produk atau layanan yang ditawarkan. Focus group dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang apa yang diinginkan atau diharapkan oleh konsumen.
  4. Uji coba produk atau layanan, dapat dilakukan dengan menawarkan produk atau layanan tersebut secara gratis atau dengan harga yang lebih rendah kepada sekelompok calon konsumen dan mengumpulkan umpan balik yang diberikan.


Post a Comment for "Prototyping Produk"